Budidaya Rumput Laut Karimunjawa
Rumput laut yang mulai dibudidayakan secara intensif tahun
2003, ternyata telah menjadi salah satu kekuatan baru ekonomi masyarakat
Karimunjawa. Dengan luas budi daya 1.282 hektare yang dilakukan oleh 824 orang
pembudidaya di perairan Karimunjawa, Kemujan ,dan Parang, kawasan wisata ini
bisa menghasilkan rumput laut 3.500 ton basah per tahun dengan harga Rp. 1000 –
Rp. 1200 / kg. Dengan demikian pertahun Karimunjawa menghasilkan rumput laut
senilai Rp. 3,5 miliar lebih.
Namun demikian menurut Bupati Jepara Hendro Martojo waktu itu, jumlah ini masih bisa ditingkatkan, mengingat luas pertanian perairan yang masih cukup luas dan juga dengan pemanfaatan atau penggunaan bibit unggul. ”Apalagi kalau petani tidak menjual dalam kondisi basah, tetapi kering asin yang harganya di tingkat pembudidaya mencapai Rp. 10.000 / kg” ujar Hendro Martojo saat mengunjungi areal rumput laut yang dikelola kelompok Zulkifar di Legon, Glaman, Kemujan. Saat berada di kawasan ini Bupati yang didampingi sejumlah SKPD terkait, sempat mengadakan dialog dengan puluhan petani rumput laut yang menghampiri Bupati dengan menggunakan perahu.
Namun demikian menurut Bupati Jepara Hendro Martojo waktu itu, jumlah ini masih bisa ditingkatkan, mengingat luas pertanian perairan yang masih cukup luas dan juga dengan pemanfaatan atau penggunaan bibit unggul. ”Apalagi kalau petani tidak menjual dalam kondisi basah, tetapi kering asin yang harganya di tingkat pembudidaya mencapai Rp. 10.000 / kg” ujar Hendro Martojo saat mengunjungi areal rumput laut yang dikelola kelompok Zulkifar di Legon, Glaman, Kemujan. Saat berada di kawasan ini Bupati yang didampingi sejumlah SKPD terkait, sempat mengadakan dialog dengan puluhan petani rumput laut yang menghampiri Bupati dengan menggunakan perahu.
Gambar 1.1 Rumput Laut Karimunjawa |
Menurut ketua kelompok Zulkifar, Maslikun (31) kelompok yang terdiri dari 14 petani aktif ini telah mulai menikmati hasil pertanian mereka. Ia mengaku tidak ada kesulitan untuk pemasarannya, sebab di Karimunjawa saat ini telah terdapat 25 orang pengepul dan 4 orang pedagang besar. Harga menurut Maslikun juga cukup baik dan bersaing. ”Dulu pernah harga hanya sebesar Rp. 700 – Rp. 800 / kg, tapi sekarang mencapai Rp. 1000 – Rp. 1200 / kg” ujar Maslikun.
Maslikun juga menjelaskan seperti halnya budidaya rumput laut di daerah lain, pembudi daya di Karimunjawa juga menghadapi jenis penyakit ice-ice, lumut dan ikan Semadar serta penyu. ”Karena itu perawatan rutin selalu kami lakukan” ujar Rokhiman dari Kelompok Alga Jaya. Pindah ke lokasi baru juga merupakan alternatif ketika perairan telah kotor, tambahnya.
Di Karimunjawa, budidaya bisa dilakukan selama 7 – 8 bulan. Sebab saat musim baratan selama 5 bulan tidak bisa dilakukan budidaya karena gelombang cukup tinggi.
Budidaya tersebut dilakukan para nelayan maupun warga yang
tinggal di masing-masing pulau tersebut dengan memanfaatkan 'lahan' yang ada di
kawasan pinggiran perairan laut di wilayah mereka. Namun kini, luasan lahan
budidaya yang tersisa hanya sekitar 40 ha. Itupun hanya terdapat di sejumlah
lokasi, seperti Mrican dan Nyamplungan.
Gambar 1.2 Budidaya Rumput Laut |
Menurutnya, kendala budidaya rumput laut ini beragam. Mulai
dari serangan penyakit, kualitas bibit yang jelek hingga minimnya pengetahuan
terkait budidaya rumput laut. Kondisi ini diperparah dengan tidak adanya
pendampingan, pembinaan atau pelatihan dari berbagai instansi terkait.
Mulai dari pihak Dislutkan Jepara maupun kalangan kampus yang mempunyai fakultas atau jurusan ilmu kelautan dan perikanan. Pendampingan ini penting. Sebab akan menuntut nelayan agar bisa mengembangkan budidaya yang digelutinya.
Mulai dari pihak Dislutkan Jepara maupun kalangan kampus yang mempunyai fakultas atau jurusan ilmu kelautan dan perikanan. Pendampingan ini penting. Sebab akan menuntut nelayan agar bisa mengembangkan budidaya yang digelutinya.
Posting Komentar untuk "RUMPUT LAUT KARIMUNJAWA"
Selamat datang di Biro Wisata Kurnia Karimunjawa Tour Travel, Silahkan Bertanya Disini