Siapa yang tidak tau dengan Kepulauan Karimunjawa, gugusan pulau indah di utara pulau jawa menawarkan keindahan surga dunia. Pantai berpasir putih membentang luas, air laut yang jernih mempesona mata untuk menikmati panorama pemandangan laut, warna warni ikan berkejaran bersembunyi lincah di sela karang yang cantik.
Perairan dangkal, jaraknya tidak begitu jauh dari pulau satu ke pulau lain, tidak banyak yang tau kekayaan diving spot di perairan dalam kepulauan Karimunjawa.
Kepulauan Karimunjawa juga mempunyai 27 pulau di karimunjawa sangatlah indah menyerupai Pulau Surga, tapi ada yang sudah berpenghuni dan ada juga yang masih belum berpenghuni, yang berpenghuni ada ima pulau yaitu Pulau Karimunjawa Besar, Pulau Kemojan, Pulau Nyamuk, Pulau Parang, Pulau Geting. Sementara utuk yang lain masih belum berpenghuni.
Kepulauan Karimunjawa secara administratif merupakan bagian dari Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Secara geografi, Kepulauan ini terletak di laut Jawa. Wilayah Kepulauan Karimunjawa dikelilingi oleh Laut Jawa dan jarak dari kecamatan Kerimunjawa ke ibukota Kabupaten Jepara yaitu 90 km.
Sebagai sebuah kecamatan, Karimunjawa dibagi ke dalam empat desa yaitu, Karimunjawa, Kemojan, Parang, dan Nyamuk. Total luas wilayah Kecamatan Karimunjawa yaitu 107.225 ha, yang terdiri dari 100.105 ha lautan dan 7.120 ha daratan. Jadi 93 % wilayahnya adalah lautan.
Berdasarkan Laporan Badan Pusat Statistik Kabupaten Jepara tahun 2014, jumlah penduduk yang mendiami Kecamatan Karimunjawa sebesar 9.016 jiwa pada tahun 2013. Mayoritas penduduk mendiami desa atau pulau Karimunjawa.
Kepulauan Karimunjawa tidak hanya memiliki panorama alam yang memukau, namun terdapat juga ragam adat budaya yang memarik.
Salah satu hal yang menarik dari Karimunjawa adalah bahwa wilayah ini tidak hanya didiami oleh suku Jawa, tetapi juga suku lain yaitu Suku Bugis, Madura, Buton, Batak, dan sebagainya.
Pertemuan suku besar ini telah membuat perpaduan yang unik dalam tradisi budaya masyarakat Karimunjawa. Keanekaragaman suku yang mendiami kepulauan ini merupakan aset yang dapat digunakan untuk objek wisata budaya.
Kedatangan Suku Bugis dari Sulawesi Selatan ke Karimunjawa, karena memang pada awalnya nenek moyang suku Bugis adalah pelaut ulung. Dalam pelayaraanya, mereka yang awalnya hanya singga di Karimunjawa menjadi menetap di kepulauan ini.
Meskipun demikian mereka tetap mempertahkan kebudayaan, tradisi, dan adat istiadat suku Bugis. Kehidupan suku Bugis tidak pernah lepas dari budaya bahari. Secara turun menurun, generasi suku bugis di Kepulauan ini berprofesi sebagai nelayan.
Mengikuti arus perkembangan zaman, mulai berpindah profesi sebagai petani rumput laut. Selain itu mereka juga mulai membuka hutan-hutan di Pulau Kemojan untuk dapat dijadikan lahan perkebunan dan sawah.
Salah satu kebudayaan suku Bugis di Karimunjawa yang masih dipertahankan adalah cara membuat rumah. Mereka membuat rumah dengan model rumah panggung yang merupakan rumah adat. Meskipun sebagian besar suku Bugis ada tinggal di Pulau Kemojan, agar dapat melihat deretan rumah panggung suku Bugis hanya dapat diilihat di dusun Batulawang.
Oleh masyarakat setempat, perkampungan suku Bugis ini disebut Kampung Anak Ogik. Rumah panggung di Batulawang dibangun lumayan pendek, tidak setinggi rumah panggung suku Bugis yang ada di Sulawesi. Ini disebabkan karena suku Bugis kesulitan mendapatkan kayu. Meskipun tidak mirip seratus persen, rumah panggung di Batulawang tetap menarik.
Terdapat tangga yang ada di depan atau di samping rumah. Terdapat peraturan yang mewajibkan mencuci kaki sebelum menaiki tangga. Oleh sebab itu, di samping tangga ditaruh ember yang berisi air. Setiap rumah panggung ini memiliki teras yang luas. Bagian bawah rumah panggung digunakan pemiliknya sebagai gudang atau garasi untuk memparkir motor. Selain rumah panggung, suku Bugis juga masih mempertahankan tradisi menenun sarung dan tradisi kuliner.
Berwisata Ke Wisata Karimunjawa selain menikmati panorama keindahan laut tapi kalian juga bisa memanjakan lidah kalian.Bagi pecinta makanan, budaya suku Bugis yang tertuang dalam kuliner juga memikat untuk dijelajahi. Ragam kuliner khas suku Bugis biasanya dapat dinikmati saat tertentu pada acara tradisional, yaitu perkawinan, acara keagamaan, dan sebagainya.
Seperti pada Tradisi Lomban yang diadakan 7 hari setelah hari raja Idul Fitri. Awalnya dalam tradisi ini akan diisi tarian pencak silat dan sambung ayam, tetapi sekarang diganti dengan acara Slamatan yang akan menyajikan berbagai kue khas suku Bugis.
Cara menyajikan kue ini dengan menuangkan air gula atau air sirup ke setiap irisan kue . Rasanya manis sekali , roti ini biasanya disajikan pada acara hajatan atau saat bulan Ramadhan.
Kuen ini lalu di kukus kembali dan setelah matang kue ini dikeluarkan dari cetakan dengan cara dibalik dan di sentakkan . Maka dari itu kue ini di beri nama kue jatuh bangun. Sedangkan bentuk kue ini tidak berbeda jauh dari kue spon, dan yang membedakn adalah rasanya dan proses memasaknya.
Dalam bidang Wisata Karimunjawa, perkampungan suku Bugis di Pulau Kemojan telah menjadi potensi untuk dapat menarik wisatawan. Berlibur di Pulau Kemojan tidak hanya dapat menikmati keindahan alamnya tetapi juga memberikan pengalaman budaya, terutama tradisi kemaritiman yang didapatkan di perkampungan suku Bugis ini.
Wisatawan akan dapat menyaksikan bagaimana kehidupan sehari - hari suku laut ini di Pulau Kemojan yang masih termasuk dalam wilayah Jawa Tengah. Keunikan ini membuat kampung Anak Ogik memang pantas disebut sebagai magnet Pulau Kemojan - Karimunjawa.
Wisata Karimunjawa memang pantas bila di sebut Surga Dunia, karena wisata karimunjawa dari segi panorama pemandangan memang sudah tidak bisa dipungkiri lagi. Apalagi keindahan terumbu karang yang cantik dan ikan - ikan hias yang warna warni yang bisa diajak main saat Snorkeling - Diving .
Perairan dangkal, jaraknya tidak begitu jauh dari pulau satu ke pulau lain, tidak banyak yang tau kekayaan diving spot di perairan dalam kepulauan Karimunjawa.
Kepulauan Karimunjawa juga mempunyai 27 pulau di karimunjawa sangatlah indah menyerupai Pulau Surga, tapi ada yang sudah berpenghuni dan ada juga yang masih belum berpenghuni, yang berpenghuni ada ima pulau yaitu Pulau Karimunjawa Besar, Pulau Kemojan, Pulau Nyamuk, Pulau Parang, Pulau Geting. Sementara utuk yang lain masih belum berpenghuni.
Kepulauan Karimunjawa secara administratif merupakan bagian dari Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Secara geografi, Kepulauan ini terletak di laut Jawa. Wilayah Kepulauan Karimunjawa dikelilingi oleh Laut Jawa dan jarak dari kecamatan Kerimunjawa ke ibukota Kabupaten Jepara yaitu 90 km.
Sebagai sebuah kecamatan, Karimunjawa dibagi ke dalam empat desa yaitu, Karimunjawa, Kemojan, Parang, dan Nyamuk. Total luas wilayah Kecamatan Karimunjawa yaitu 107.225 ha, yang terdiri dari 100.105 ha lautan dan 7.120 ha daratan. Jadi 93 % wilayahnya adalah lautan.
Berdasarkan Laporan Badan Pusat Statistik Kabupaten Jepara tahun 2014, jumlah penduduk yang mendiami Kecamatan Karimunjawa sebesar 9.016 jiwa pada tahun 2013. Mayoritas penduduk mendiami desa atau pulau Karimunjawa.
Kepulauan Karimunjawa tidak hanya memiliki panorama alam yang memukau, namun terdapat juga ragam adat budaya yang memarik.
Salah satu hal yang menarik dari Karimunjawa adalah bahwa wilayah ini tidak hanya didiami oleh suku Jawa, tetapi juga suku lain yaitu Suku Bugis, Madura, Buton, Batak, dan sebagainya.
Pertemuan suku besar ini telah membuat perpaduan yang unik dalam tradisi budaya masyarakat Karimunjawa. Keanekaragaman suku yang mendiami kepulauan ini merupakan aset yang dapat digunakan untuk objek wisata budaya.
Kedatangan Suku Bugis dari Sulawesi Selatan ke Karimunjawa, karena memang pada awalnya nenek moyang suku Bugis adalah pelaut ulung. Dalam pelayaraanya, mereka yang awalnya hanya singga di Karimunjawa menjadi menetap di kepulauan ini.
Gambar 1 . 1 Pecak Silat Suku Bugis Karimunjawa |
Meskipun demikian mereka tetap mempertahkan kebudayaan, tradisi, dan adat istiadat suku Bugis. Kehidupan suku Bugis tidak pernah lepas dari budaya bahari. Secara turun menurun, generasi suku bugis di Kepulauan ini berprofesi sebagai nelayan.
Mengikuti arus perkembangan zaman, mulai berpindah profesi sebagai petani rumput laut. Selain itu mereka juga mulai membuka hutan-hutan di Pulau Kemojan untuk dapat dijadikan lahan perkebunan dan sawah.
Salah satu kebudayaan suku Bugis di Karimunjawa yang masih dipertahankan adalah cara membuat rumah. Mereka membuat rumah dengan model rumah panggung yang merupakan rumah adat. Meskipun sebagian besar suku Bugis ada tinggal di Pulau Kemojan, agar dapat melihat deretan rumah panggung suku Bugis hanya dapat diilihat di dusun Batulawang.
Oleh masyarakat setempat, perkampungan suku Bugis ini disebut Kampung Anak Ogik. Rumah panggung di Batulawang dibangun lumayan pendek, tidak setinggi rumah panggung suku Bugis yang ada di Sulawesi. Ini disebabkan karena suku Bugis kesulitan mendapatkan kayu. Meskipun tidak mirip seratus persen, rumah panggung di Batulawang tetap menarik.
Terdapat tangga yang ada di depan atau di samping rumah. Terdapat peraturan yang mewajibkan mencuci kaki sebelum menaiki tangga. Oleh sebab itu, di samping tangga ditaruh ember yang berisi air. Setiap rumah panggung ini memiliki teras yang luas. Bagian bawah rumah panggung digunakan pemiliknya sebagai gudang atau garasi untuk memparkir motor. Selain rumah panggung, suku Bugis juga masih mempertahankan tradisi menenun sarung dan tradisi kuliner.
Berwisata Ke Wisata Karimunjawa selain menikmati panorama keindahan laut tapi kalian juga bisa memanjakan lidah kalian.Bagi pecinta makanan, budaya suku Bugis yang tertuang dalam kuliner juga memikat untuk dijelajahi. Ragam kuliner khas suku Bugis biasanya dapat dinikmati saat tertentu pada acara tradisional, yaitu perkawinan, acara keagamaan, dan sebagainya.
Seperti pada Tradisi Lomban yang diadakan 7 hari setelah hari raja Idul Fitri. Awalnya dalam tradisi ini akan diisi tarian pencak silat dan sambung ayam, tetapi sekarang diganti dengan acara Slamatan yang akan menyajikan berbagai kue khas suku Bugis.
Berikut Beberapa kue khas Suku Bugis Karimunjawa :
1. Roti Pasau
Roti Pasau adalah semacam roti yang tawar yang terbuat dari tepung, kemudian di kukus dengan dan dicetak dengan menggunakan daun pisang .Cara menyajikan kue ini dengan menuangkan air gula atau air sirup ke setiap irisan kue . Rasanya manis sekali , roti ini biasanya disajikan pada acara hajatan atau saat bulan Ramadhan.
2. Kue Putrid Sahe
Kue Putrid Sahe adalah tebuat dari ketan ditumbuk hingga halus, setelah itu dibuat menjadikan kue.3. Kue Jatuh Bangun
Kue Jatuh Bangun ini merupak kue yang miliki nama yang unik . Kue ini berbahan dari adonan tepung trigu dan telur yang kemudian di kukus , baru setelah itu di tuangkan ke cetakan yang terlebih dahulu diluuri cokelat , gula jawa , serta santan .Kuen ini lalu di kukus kembali dan setelah matang kue ini dikeluarkan dari cetakan dengan cara dibalik dan di sentakkan . Maka dari itu kue ini di beri nama kue jatuh bangun. Sedangkan bentuk kue ini tidak berbeda jauh dari kue spon, dan yang membedakn adalah rasanya dan proses memasaknya.
Dalam bidang Wisata Karimunjawa, perkampungan suku Bugis di Pulau Kemojan telah menjadi potensi untuk dapat menarik wisatawan. Berlibur di Pulau Kemojan tidak hanya dapat menikmati keindahan alamnya tetapi juga memberikan pengalaman budaya, terutama tradisi kemaritiman yang didapatkan di perkampungan suku Bugis ini.
Gambar 1 . 2 Kue Khas Suku Bugis Karimunjawa |
Wisatawan akan dapat menyaksikan bagaimana kehidupan sehari - hari suku laut ini di Pulau Kemojan yang masih termasuk dalam wilayah Jawa Tengah. Keunikan ini membuat kampung Anak Ogik memang pantas disebut sebagai magnet Pulau Kemojan - Karimunjawa.
Wisata Karimunjawa memang pantas bila di sebut Surga Dunia, karena wisata karimunjawa dari segi panorama pemandangan memang sudah tidak bisa dipungkiri lagi. Apalagi keindahan terumbu karang yang cantik dan ikan - ikan hias yang warna warni yang bisa diajak main saat Snorkeling - Diving .
Posting Komentar untuk "MENGENAL KAMPUNG SUKU BUGIS YANG TERNYATA ADA JUGA DI KARIMUNJAWA"
Selamat datang di Biro Wisata Kurnia Karimunjawa Tour Travel, Silahkan Bertanya Disini